Your.Specials.Here

Your content here...
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. more...

ANALISA LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

Selasa, 31 Mei 2011

Akuntansi keuangan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia digunakan. Setiap bangsa memiliki sejarah, norma, budaya, serta sistem politik dan ekonomi yang berbeda, yang terdapat pada tingkatan yang beragam dalam perkembangan ekonomi. Pengaruh-pengaruh ini berinteraksi satu sama lain dan berdampak pada perkembangan dan aplikasi praktek akuntansi keuangan dan pelaporannya. Perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara dapat memperoleh lebih dari setengah pendapatan mereka di luar negeri. Karena perbedaan-perbedaan tersebut, standar akuntansi keuangan yang diaplikasikan terhadap data akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional ini bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara yang lain.


Perusahaan-perusahaan menyiapkan laporan keuangan yang ditujukan langsung kepada pengguna utama mereka. Di masa lalu, kebanyakan pengguna adalah penduduk dari negara yang sama dengan negara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Bagaimanapun juga, penyatuan perusahan dan organisasi multinasional seperti European Union (EU), GATT, dan NAFTA telah membuat pelaporan keuangan antarnegara/ transnasional menjadi lebih terlihat biasa. Pelaporan keuangan antarnegara menghendaki penggunanya untuk memahami praktek akuntansi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut berkedudukan, dan mata uang yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangannya. Jika investor dan kreditor tidak dapat meperoleh informasi keuangan yang dapat dimengerti tentang perusahaan yang beroperasi di luar negeri, mereka tidak akan tertarik untuk berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut. Sebagai hasilnya, dilakukan usaha untuk menyelaraskan standar akuntansi di antara negara-negara tersebut.


Salah satu masalah utama yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat adalah kemampuan mereka untuk bersaing dalam perekonomian global dengan pelaporan keuangan antarnegara.


Paparan pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai hasil dari pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing. Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing menimbulkan beberapa masalah yang unik. Pertama, terdapat kemungkinan timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan barang, dan pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata uang memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang. Juga, sangat sulit untuk memperoleh informasi kredit internasional dan mengevaluasi likuiditas dan solvensi perusahaan dari laporan keuangannya akan sangat rumit terlebih dengan penggunaan bahasa dan/ atau prinsip akuntansi yang berbeda.


Karena peningkatan perdagangan perusahaan asing, akan sangat penting untuk menciptakan divisi internasional. Penting juga untuk mengembangkan keahlian akuntansi internasional. Akhirnya, perusahaan tersebut dapat berharap untuk meningkatkan modal di pasar asing. Jika demikian, perusahaan tersebut harus menyiapkan laporan keuangannya dengan cara yang dapat diterima dan sesuai dengan perdagangan saham asing. Dalam banyak kasus, laporan yang disiapkan sesuai dengan GAAP AS tidak dapat diterima terlebih dalam pendaftaran dokumen perdagangan internasional, tetapi di lain kasus, seperti di Kanada dan Jepang, prinsip-prinsip ini bisa diterima.


Selain hal tersebut, perusahaan multinasional perlu untuk melakukan analisis pelaporan keuangan untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif atas fungsi dari laporan keuangan. Suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan menggunakan data laporan keuangan yaitu:

(1) analisis strategi usaha,

(2) analisis akuntansi

(3) analisis keuangan (analisis rasio dan analisis arus kas)

(4) analisis prospektif (peramalan dan penilaian)


Sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:

1. Mengirimkan laporan keuangan yang sama kepada semua pemakai laporan keuangan (baik domestik maupun luar negeri).

2. Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.

3. Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.

4. Mempersiapkan 2 laporan keuangan, yang satu memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi negara asal perusahaan, dan yang satu lagi memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi yang sesuai dengan yang digunakan di negara tempat pemakai laporan keuangan berada.

5. Mempersiapkan laporan keuangan berbasis pada prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui kalangan luas di dunia.


Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber informasi dan lainnya.


Sumber informasi lain yang juga berharga adalah (1) publikasi pemerintah, (2) organisasi riset ekonomi, (3) organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa, (4) organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.


Sumber bacaan :


1. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

2. Reksoprajitno, Soedijono. Ekonomi Internasional Pengantar Lalu-Lintas Pembayaran Internasional. 1993: Universitas Gunadarma.

3. Schroeder, Clarks, Cathey. Financial Accounting Theory and Analysis. Eight Edition. John Wiley & Sons.

TRANSLASI MATA UANG ASING

Senin, 23 Mei 2011

Arus perdagangan saat ini sudah tidak bisa hanya bermain di dalam suatu negara saja, terlebih jika terdapat suatu perusahaan yang mempunyai modal dari asing. Perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA pun membuka lebar pintu masuk bagi perdagangan antar Negara . Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah-masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah Negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama.


Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing (translation).


Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dollar AS. Tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi.


Bursa valuta asing yang biasa disebut pula foreign exchange market kita artikan sebagai lembaga pasar dimana orang dapat memperoleh fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk Negara lain atau menerima pembayaran dari penduduk Negara lain. Masih banyak istilah di dalam system tanslasi mata uang asing antar Negara. Kontrak translasi forward berarti sebuah perjanjian untuk melakukan translasi mata uang dari Negara yang berbeda dengan tingkat yang spesifik (forward rate) dan waktu yang disepakati. Item moneter yaitu kewajiban untuk membayar atau hak untuk mendapatkan sejumlah unit mata uang di masa yang akan datang. Kurs spot adalah nilai tukar saat itu terhadap mata uang asing.


Keterbukaan perekonomian suatu negara tercermin dengan semakin besarnya transaksi perdagangan dan aliran modal antar negara. Semakin terbuka perekonomian suatu Negara kebutuhan international reserves-nya cenderung semakin besar guna membiayai transaksi perdagangan. Parameter yang biasa dipakai untuk mengukur kecukupan international reserves sehubungan dengan transaksi perdagangan antar negara adalah marginal propensity to import. Semakin besar angka propensity tersebut menunjukkan semakin besarnya kebutuhan international reserves yang harus dimiliki dan semakin kecil angka propensity tersebut menunjukkan semakin kecilnya kebutuhan international reserves yang harus dimiliki (Gandhi, 2006 dalam Asmanto dan Suryandari, 2008). Dengan tersedianya international reserves yang mencukupi maka apabila suatu negara menghadapi kondisi terms of trade yang buruk yang kemudian akan berpengaruh pada nilai tukar riilnya maka international reserves dapat berperan sebagai absorber.


Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan dengan pendekatan hybrid pada keduanya ditampilkan sebagai berikut :


Penangguhan


Meniadakan penyesuaian translasi mata uang asing pada pendapatan lancer biasanya dianjurkan karena penyesuaian tersebut merupakan hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan pada mata uang asing domestic padanannya pada aset bersih anak perusahaan tidak akan diakui dan tidak memiliki efek pada arus kas mata uang lokal yang dijalankan oleh asing. Oleh karena itu, hal tersebut akan salah jika memasukkan penyesuaian semacam itu dalam pendapatan lancar. Dalam keadaan seperti ini, penyesuaian translasi mata uang asing diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian penggabungan modal.


Penangguhan dan Amortisasi


Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akuisisi aset tetap dibiayai oleh penerbitan utang. Dapat dibantah bahwa pembayaran pokok dan bunga pada utang dapat tertutup oleh arus kas dari penggunaan aset tetap yang ada. Di sini, translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya.


Penangguhan Sebagian


Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja. Hal tersebut merupakan praktik yang umum di Amerika Serikat. Walaupun konservatif, menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena keuntungan berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Lebih jauh, secara logika tidaklah konsisten untuk menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing tetapi mengakui kerugian translasi mata uang asing.


Tidak Ada Penangguhan


Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah untuk mengenali secara tepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah. Kriteria penangguhan sering kali dianggap tidak konsisten dan sulit untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar berubah.


Dalam hal konsistensi penyajian LK, timbullah suatu permasalahan yang menyangkut sebuah MNC. Misalkan Nestle yang merupakan entitas yang berasal dan berpusat di Swiss tetapi mempunyai cabang yang beroperasi di Amerika Serikat, standar apakah yang harus diterapkan untuk menyajikan LK yang sesuai. Swiss merupakan suatu negara di benua Eropa yang sejak Januari 2005 diharuskan untuk menerapkan standar pelaporan keuangan International Financial Reporting Standards (IFRS) oleh International Accounting Standard Boards (IASB). Tetapi bila dilihat dari domisili cabang operasional Nestle yang berada di Amerika Serikat, maka entitas tersebut diharuskan untuk membuat LK yang menggunakan standar pelaporan keuangan General Accounting Accepted Principle (GAAP) oleh Financial Accounting Standard Boards (FASB). Hal serupa juga bisa terjadi pada beberapa MNC seperti Cevron, Samsung, General Motors, dan Yamaha.


Dalam mengadopsi mengenai mata uang fungsional, FAS No. 52 dan IAS 21 mengakomodasi prespektif laporan baik dari induk perusahaan maupun lokal dalam laporan keuangan gabungan. Akan tetapi, apakah lebih baik jika para pengguna laporan keuangan perusahaan diberikan dua prespektif laporan yang berbeda, lalu apakah dua kerangka laporan dengan mata uang yang berbeda digunakan dalam satu laporan keuangan gabungan? Juga disebutkan bahwa FAS No. 52 tidaklah konsisten dengan teori konsolidasi, yang ingin menunjukkan laporan induk perusahaan sebagai perusahaan tunggal. Anak perusahaan yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang lokal beroperasi relative independen dari induk perusahaannya.


FASB memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum translasi mata uang asing, karena beranggapan bahwa penyesuaian semacam itu tidak akan konsisten terhadap kerangka kerja valuasi-harga perolehan yang digunakan dalam dasar laporan AS. Jika tingkat inflasi dalam ekonomi yang inflasinya sangat tinggi menurun di bawah 100 persen dalam tiga tahun mendatang, beralih terhadap metode kurs saat ini (karena mata uang local akan menjadi mata uang fungsional) akan menghasilkan penyesuaian translasi mata uang asing untuk usaha gabungan, karena nilai tukar akan berubah secara signifikan untuk sementara. Pada kondisi seperti ini, menagihkan ekuitas pemegang saham dengan kerugian translasi mata uang asing pada asset tetap dengan mata uang asing akan menimbulkan efek yang signifikan pada rasio keuangan dengan ekuitas pemegang saham sebagai pembaginya.


Sumber bacaan :


1. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. Management Control System. Buku 1 Edisi 11. 2005: Salemba Empat.

2. Asmanto, Priadi dan Sekar Suryandari. Cadangan Devisa, Financial Deepening Dan Stabilisasi Nilai Tukar Riil Rupiah Akibat Gejolak Nilai Tukar Perdagangan. Buletin Ekonomi Moneter Perbankan Vol. 11 No. 2. 2008: Bank Indonesia.

3. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

4. Reksoprajitno, Soedijono. Ekonomi Internasional Pengantar Lalu-Lintas Pembayaran Internasional. 1993: Universitas Gunadarma.

HUKUM ALAM PRAKTEK PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN

Selasa, 12 April 2011



Dinamika yang terjadi di dunia saat ini sangatlah mungkin untuk bisa menghasilkan implikasi yang berskala makro, padahal factor yang menjadi penyebabnya bisa berasal dari hal yang sangat kecil. Praktek pengungkapan pelaporan keuangan yang terjadi di dunia saat ini pun tidak bisa lepas dari fenomena keniscayaan tersebut. Berbagai regulasi mulai muncul sebagai efek dari adanya suatu penyimpangan, dan begitu pula untuk praktek pengungkapan pelaporan keuangan.


Untuk praktek pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan secara global, dibagi menjadi 3 praktek :

1) Pengungkapan informasi progresif

2) Pengungkapan segmen

3) Pelaporan pertanggungjawaban sosial


Pada tanggal 30 Juli 2002 tepatnya saat ACFE Annual Fraud Conference ke-14 di Chicago, Amerika Serikat telah menerbitkan Undang-Undang yang dipandang sebagai reformasi terbesar di sana sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934. Undang-Undang yang lebih dikenal sebagai Sarbanes-Oxley Act (karena diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes dari Maryland dan Representative Michael Oxley dari Ohio) lahir sebagai akibat terjadinya berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti: Enron, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.


Dalam Sarbanes-Oxley Act, diatur hal-hal sebagai berikut :

1) Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak manajemen

2) Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal

3) Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan

4) Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien

5) Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud

6) Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest

7) Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.


Key : Aspek pembeda praktek pengungkapan keuangan perusahaan


Bahan Bacaan :

Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

BENTUK SINERGI EKONOMI MAKRO INDONESIA

Sabtu, 09 April 2011

BENTUK SINERGI EKONOMI MAKRO INDONESIA

Pengungkapan laporan suatu entitas yang berupa perusahaan maupun organisasi sosial bisa menggambarkan betapa sulit ataupun mudahnya siklus hidup pihak tersebut. Entah pengungkapan tersebut diperlihatkan secara publik melalui jalur pasar modal dan media massa (dalam hal ini entitas tersebut berupa perusahaan publik) maupun tidak dipublikasikan kepada khalayak ramai seperti pada perusahaan tertutup. Salah satu unsur dari pengungkapan tersebut yaitu Laporan Keuangan (LK) dapat dijabarkan secara luas dengan memperbandingkan secara agregat dengan kondisi luar yang penuh dengan keniscayaan.

Sebagai contoh, kondisi ekonomi makro Indonesia yang digambarkan secara jelas pada laporan ekonomi bulanan pada Juli 2008 yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Dalam laporannya disebutkan bahwa terus menurunnya kinerja pasar modal Indonesia berlangsung sejalan dengan menurunnya kinerja pasar modal global. Sejak 20 Juni 2008 indeks Dow Jones terus terkoreksi tajam, sehingga pada 15 Juli 2008 sempat berada pada level 10,962.54, atau mengalami penurunan sebesar 13,3 persen terhadap level 12,638.32 pada akhir Mei 2008. Dalam kurun waktu yang sama indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga terkoreksi sebesar 9,4 persen, yaitu dari 2,444.35 pada akhir Mei 2008 menjadi 2,214.85 pada 15 Juli 2008 lalu.

Seperti yang telah diungkapkan oleh John Maynard Keynes yang terkenal dengan istilah Teori Keynes bahwa terdapat hubungan antara pasar barang yang saat ini berupa pasar modal dengan pasar uang yang diimplementasikan dengan pergerakan kurs mata uang baik regional maupun global. Dalam rumus IS = LM, Keynes ingin menekankan bahwa proses makro adalah proses menuju keseimbangan umum.

Untuk kondisi makro tersebut, haruslah dimulai dengan pelaporan suatu kondisi keuangan suatu entitas yang sehat dan jujur agar iklim kondusif dapat terjadi. Banyak contoh dimana sesuatu hal yang bersifat general dan menyeluruh dimulai dari hal yang sangat kecil. Dalam hal ini bisa kita ambil contoh saat terjadi krisis multi dimensi pada tahun 1998 yang berimbas ke sektor keuangan. Ketika masyarakat merasa panik dengan kondisi keuangan dimana nilai rupiah terus menurun, masyarakat merasa tidak merasa aman dan tenang lagi untuk menyimpan uangnya di bank sehingga terjadi rush secara massal pada beberapa bank. Dan jika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan suatu bank kalah kliring dan dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia.

Key : Tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas

Bahan Bacaan :
1. Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2 Ekonomi Makro. Edisi 4 Cetakan 21. 2005: BPFE-Yogyakarta.
2. Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008: Jakarta.

APAKAH YANG ADA DI DALAM PENGUNGKAPAN PELAPORAN?

Minggu, 03 April 2011



Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi, suatu perusahaan selalu mengeluarkan laporan yang berisi tentang kondisi yang terjadi selama periode tertentu. Pelaporan tersebut bisa berbentuk laporan mengenai kondisi keuangan maupun kondisi lingkungan di sekitar perusahaan tersebut. Untuk pengungkapan kondisi perusahaan dipastikan agar bisa memperlihatkan realitas yang sebenarnya mengenai apa yang terjadi.


Dalam hal kerangka untuk pengungkapan kondisi suatu perusahaan, dipastikan bahwa laporan tersebut harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini (Choi dan Meek, 2010:211) :

A. Pengungkapan harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada materi informasi :

1. Hasil keuangan dan usaha perusahaan.

2. Sasaran perusahaan.

3. Kepemilikan saham mayoritas dan hak voting.

4. Kebijakan pembayaran gaji bagi anggota direksi dan eksekutif utama dan informasi mengenai anggota direksi, termasuk kelayakan mereka, proses pemilihan, kepemimpinan di perusahaan lainnya, dan apakah mereka dianggap independen oleh direksi.

5. Transaksi dengan pihak terkait.

6. Faktor risiko terduga.

7. Isu-isu menyangkut pegawai dan pemegang saham lainnya.

8. Struktur dan kebijakan pemerintah, khususnya, isi dari hukum kebijakan perusahaan dan proses dimana hal ini diterapkan.

B. Informasi harus disiapkan dan diungkap sesuai dengan standar kualitas tinggi akuntansi dan keuangan dan pengungkapan non-finansial.

C. Audit tahunan harus dilaksanakan oleh pihak independen, kompeten, dan auditor bermutu dalam rangka untuk memberikan sebuah sasaran eksternal dan asuransi untuk direksi dan pemegang saham dimana laporan keuangan memperlihatkan kedudukan dan performa keuangan dengan wajar dari perusahaan dalam semua aspek.


Rangkaian kerangka pelaporan di atas dimaksudkan selain untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diharapkan agar bisa menjaga transparansi perusahaan karena di dalam kerangka tersebut terdapat kewajiban untuk melakukan audit secara berkala. Independensi juga bisa dipertahankan agar tujuan bersama suatu perusahaan yang tertuang dalam notulen RUPS bisa dijalankan sebagaimana mestinya tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak yang hanya mementingkan egoismenya semata.


Gaya manajemen pun bisa mempengaruhi bagaimana isi pengungkapan pelaporan suatu perusahaan. Suatu contoh yang terjadi pada General Electric (GE), pada awal dasawarsa 1970-an GE dipimpin oleh Reginald Jones pada posisi sebagai CEO. Jones adalah seseorang yang formal, bermartabat, serta memiliki tekad dan kemampuan yang kuat untuk mendelegasikan wewenang. Hasilnya yaitu di dalam pengungkapan GE terdapat suatu unit perencanaan strategi formal yang berbeda dari pengungkapan GE sebelumnya. Ketika Jones mengundurkan diri pada tahun 1980, dipilihlah Jack Welch untuk menggantikannya. Welch adalah seseorang yang lantang, tidak sabaran, bersifat informal, dan memiliki jiwa wiraswasta sehingga beberapa tindakan yang terbilang ekstrem telah ia lakukan seperti melakukan akuisisi besar-besaran dan peralihan dari usaha manufaktur ke bidang jasa. Walaupun terbilang ekstrem, tetapi bisa menempatkan GE ke dalam jalur pertumbuhan yang sangat solid. Saat itu, tingkat penjualan GE meningkat empat kali lipat dari $27 miliar pada tahun 1981 menjadi $101 miliar pada tahun 1998.


Dari pengungkapan tersebut bisa dipakai oleh beberapa kalangan seperti misal para akademisi untuk melakukan riset agar bisa memberikan masukan kepada perusahaan tersebut dan sebagai bahan acuan bagi perusahaan lain yang sedang mengembangkan usahanya.


Key : Masalah keputusan manajemen dan pengungkapan keputusan


Bahan Bacaan :

1. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. Management Control System. Buku 1 Edisi 11. 2005: Salemba Empat.

2. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.