Your.Specials.Here

Your content here...
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. more...

DIFERENSIASI PRAGMATIS MANAJEMEN KEUANGAN SUATU NEGARA

Selasa, 22 Maret 2011



Perkembangan ekonomi yang sangat pesat di China saat ini telah membuat beberapa negara tercengang dan sangat mengagumi. Hal itu membuat semua negara bertanya, bagaimana bisa negara China bisa mencetak angka yang sangat menakjubkan sehingga angka pertumbuhan ekonominya bisa berada dalam level dua digit. Negara tersebut juga sukses memakmurkan rakyatnya melalui program-program pemerintah yang bisa dikatakan sebagian besar telah memeratakan kesejahteraan rakyat walaupun masih ada sedikit dari wilayahnya yang belum terjamah euphoria ekonominya.


Bila dilihat dari sistem ekonomi yang dianut China, negara tersebut menganut sistem komunis yang merupakan salah satu dari lima zona akuntansi yang berpengaruh di dunia. Dasar dari sistem komunis yaitu pemerataan kesejahteraan bagi semua rakyatnya. Tetapi belum semua rakyat China bisa merasakan manisnya pembangunan di negara tersebut. Lain lagi dengan negara Amerika Serikat. Negara yang selalu meneriakkan slogan demokrasi dan ekonomi liberal atau kapitalisme tersebut tidak selalu menerapkan prinsip kapitalismenya secara membabi buta. Dalam hukum federal, sektor-sektor yang mempengaruhi kehidupan rakyat banyak harus dikuasai oleh negara, tidak boleh diambil oleh swasta. Meskipun ada, porsi yang diberikan oleh swasta hanya sedikit bila dibandingkan oleh porsi yang dimiliki oleh negara. Dan dalam beberapa hukum negara bagiannya, bagi warga yang belum mendapatkan pekerjaan akan diberikan jaminan sosial berupa tunjangan sampai warga tersebut mendapatkan pekerjaan.


Dalam bidang ekonomi syariah, negara Indonesia dan Malaysia sedang berlomba-lomba untuk menjadikan bidang tersebut menjadi salah satu pilar pembangunan negaranya. Dalam hal perkembangan sektor syariah, Indonesia masih kalah dari Malaysia. Tetapi berdasarkan penelitian dari Ascarya dan Diana Yumanita berjudul Comparing The Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia yang dimuat dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank Indonesia, dari ukuran teknis, skala, dan efisiensi secara keseluruhan, dunia syariah di Indonesia lebih efisien daripada Malaysia.


Berdasarkan berbagai perbandingan di atas, suatu negara pastilah memiliki ciri yang spesifik mengenai kegiatan ekonominya. Sistem dan tata kelola keuangan perusahaan yang dimiliki dan menjadi pakem suatu negara bisa mempengaruhi sistem makroekonomi negara tersebut. Sentuhan langsung kepada sistem tata kelola tersebut salah satunya berupa intervensi pihak eksekutif dalam regulasi bidang ekonomi yang dituangkan ke dalam kodifikasi hukum.


Bahan Bacaan :


1. Ascarya dan Diana Yumanita. Comparing The Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Perbankan Vol. 11 No. 2. 2008: Bank Indonesia

2. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat


Key : Pengaruh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan di suatu negara

PENGUNGKAPAN DUA VERSI LAPORAN KEUANGAN

Rabu, 16 Maret 2011

Beberapa entitas berlevel multinasional atau Multinational Company (MNC) telah menerbitkan Laporan Keuangan yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang dirasa perlu untuk diberikan, semisal para investor, komisaris, pihak fiskus, ataupun kepada para calon investor yang masih mencari-cari tempat untuk menanamkan investasinya. LK yang diterbitkan pastilah harus disesuaikan dengan standar yang berlaku di mana entitas tersebut beroperasi. Komite American Accounting Association (AAA) menyatakan bahwa praktek akuntansi yang bisa dijadikan acuan standar akuntansi di seluruh wilayah di dunia dapat dikelompokkan menurut jangkauan pengaruhnya. Komite ini mengindikasikan bahwa terdapat lima zona pengaruh, yaitu :

1. Inggris

2. Prancis-Spanyol-Portugis

3. Jerman-Belanda

4. Amerika Serikat

5. Komunis


Sesuai dengan karakteristik pelaporan, suatu LK haruslah dapat diandalkan karena merupakan suatu representasi dari operasional entitas. Konsistensi dalam hal penyajian LK pun wajib diperhatikan mengingat tujuan dari operasional entitas yang tertuang dalam LK dapat dipakai oleh berbagai pihak dan berbagai tujuan.


Dalam hal konsistensi penyajian LK, timbullah suatu permasalahan yang menyangkut sebuah MNC. Misalkan Nestle yang merupakan entitas yang berasal dan berpusat di Swiss tetapi mempunyai cabang yang beroperasi di Amerika Serikat, standar apakah yang harus diterapkan untuk menyajikan LK yang sesuai. Swiss merupakan suatu negara di benua Eropa yang sejak Januari 2005 diharuskan untuk menerapkan standar pelaporan keuangan International Financial Reporting Standards (IFRS) oleh International Accounting Standard Boards (IASB). Tetapi bila dilihat dari domisili cabang operasional Nestle yang berada di Amerika Serikat, maka entitas tersebut diharuskan untuk membuat LK yang menggunakan standar pelaporan keuangan General Accounting Accepted Principle (GAAP) oleh Financial Accounting Standard Boards (FASB). Hal serupa juga bisa terjadi pada beberapa MNC seperti Cevron, Samsung, General Motors, dan Yamaha.


Pihak manajemen dari entitas pastilah mengharapkan gerbong kereta yang dibawanya mendapatkan keuntungan yang besar demi kelangsungan hidup usahanya. Manajemen yang diwakili oleh Chief Executive Officer (CEO) tidaklah mau berputar-putar dalam kondisi ketidakkonsistenan dalam hal pelaporan keuangan. CEO mengharapkan LK dapat fleksibel dan tidak memakan biaya yang sangat banyak sehingga terkesan bahwa 40% dari biaya total suatu entitas dihabiskan untuk operasional sedangkan sisanya sebesar 60% dihabiskan untuk membuang biaya berupa waktu dan energi untuk membuat LK yang sesuai dan bisa dipakai baik untuk negara dimana pusat entitas tersebut berada dan negara tempat cabang operasional itu berada – dalam hal entitas tersebut adalah MNC.


Menurut Schroeder, sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya :

1. Mengirimkan laporan keuangan yang sama kepada semua pemakai laporan keuangan (baik domestik maupun luar negari).

2. Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.

3. Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.

4. Mempersiapkan 2 laporan keuangan, yang satu memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi negara asal perusahaan, dan yang satu lagi memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi yang sesuai dengan yang digunakan di negara tempat pemakai laporan keuangan berada.

5. Mempersiapkan laporan keuangan berbasis pada prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui kalangan luas di dunia.


Berdasarkan beberapa pendekatan tersebut di atas, alternatif yang ke-5 sangatlah tepat jika bisa diimplementasikan sehingga terdapat persamaan persepsi dalam penyajian LK demi efektif dan efisiennya suatu LK.


Bahan Bacaan : Choi, Frederick D.S. dan Gary K.Meek. Akuntansi Internasional. Buku 1 Edisi 5. 2005: Salemba Empat


Key : Praktek pengungkapan akuntansi internasional