Your.Specials.Here

Your content here...
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. more...

HUKUM ALAM PRAKTEK PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN

Selasa, 12 April 2011



Dinamika yang terjadi di dunia saat ini sangatlah mungkin untuk bisa menghasilkan implikasi yang berskala makro, padahal factor yang menjadi penyebabnya bisa berasal dari hal yang sangat kecil. Praktek pengungkapan pelaporan keuangan yang terjadi di dunia saat ini pun tidak bisa lepas dari fenomena keniscayaan tersebut. Berbagai regulasi mulai muncul sebagai efek dari adanya suatu penyimpangan, dan begitu pula untuk praktek pengungkapan pelaporan keuangan.


Untuk praktek pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan secara global, dibagi menjadi 3 praktek :

1) Pengungkapan informasi progresif

2) Pengungkapan segmen

3) Pelaporan pertanggungjawaban sosial


Pada tanggal 30 Juli 2002 tepatnya saat ACFE Annual Fraud Conference ke-14 di Chicago, Amerika Serikat telah menerbitkan Undang-Undang yang dipandang sebagai reformasi terbesar di sana sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934. Undang-Undang yang lebih dikenal sebagai Sarbanes-Oxley Act (karena diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes dari Maryland dan Representative Michael Oxley dari Ohio) lahir sebagai akibat terjadinya berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti: Enron, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.


Dalam Sarbanes-Oxley Act, diatur hal-hal sebagai berikut :

1) Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak manajemen

2) Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal

3) Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan

4) Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien

5) Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud

6) Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest

7) Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.


Key : Aspek pembeda praktek pengungkapan keuangan perusahaan


Bahan Bacaan :

Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

BENTUK SINERGI EKONOMI MAKRO INDONESIA

Sabtu, 09 April 2011

BENTUK SINERGI EKONOMI MAKRO INDONESIA

Pengungkapan laporan suatu entitas yang berupa perusahaan maupun organisasi sosial bisa menggambarkan betapa sulit ataupun mudahnya siklus hidup pihak tersebut. Entah pengungkapan tersebut diperlihatkan secara publik melalui jalur pasar modal dan media massa (dalam hal ini entitas tersebut berupa perusahaan publik) maupun tidak dipublikasikan kepada khalayak ramai seperti pada perusahaan tertutup. Salah satu unsur dari pengungkapan tersebut yaitu Laporan Keuangan (LK) dapat dijabarkan secara luas dengan memperbandingkan secara agregat dengan kondisi luar yang penuh dengan keniscayaan.

Sebagai contoh, kondisi ekonomi makro Indonesia yang digambarkan secara jelas pada laporan ekonomi bulanan pada Juli 2008 yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Dalam laporannya disebutkan bahwa terus menurunnya kinerja pasar modal Indonesia berlangsung sejalan dengan menurunnya kinerja pasar modal global. Sejak 20 Juni 2008 indeks Dow Jones terus terkoreksi tajam, sehingga pada 15 Juli 2008 sempat berada pada level 10,962.54, atau mengalami penurunan sebesar 13,3 persen terhadap level 12,638.32 pada akhir Mei 2008. Dalam kurun waktu yang sama indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga terkoreksi sebesar 9,4 persen, yaitu dari 2,444.35 pada akhir Mei 2008 menjadi 2,214.85 pada 15 Juli 2008 lalu.

Seperti yang telah diungkapkan oleh John Maynard Keynes yang terkenal dengan istilah Teori Keynes bahwa terdapat hubungan antara pasar barang yang saat ini berupa pasar modal dengan pasar uang yang diimplementasikan dengan pergerakan kurs mata uang baik regional maupun global. Dalam rumus IS = LM, Keynes ingin menekankan bahwa proses makro adalah proses menuju keseimbangan umum.

Untuk kondisi makro tersebut, haruslah dimulai dengan pelaporan suatu kondisi keuangan suatu entitas yang sehat dan jujur agar iklim kondusif dapat terjadi. Banyak contoh dimana sesuatu hal yang bersifat general dan menyeluruh dimulai dari hal yang sangat kecil. Dalam hal ini bisa kita ambil contoh saat terjadi krisis multi dimensi pada tahun 1998 yang berimbas ke sektor keuangan. Ketika masyarakat merasa panik dengan kondisi keuangan dimana nilai rupiah terus menurun, masyarakat merasa tidak merasa aman dan tenang lagi untuk menyimpan uangnya di bank sehingga terjadi rush secara massal pada beberapa bank. Dan jika hal tersebut terjadi bisa menyebabkan suatu bank kalah kliring dan dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia.

Key : Tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas

Bahan Bacaan :
1. Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2 Ekonomi Makro. Edisi 4 Cetakan 21. 2005: BPFE-Yogyakarta.
2. Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008: Jakarta.

APAKAH YANG ADA DI DALAM PENGUNGKAPAN PELAPORAN?

Minggu, 03 April 2011



Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi, suatu perusahaan selalu mengeluarkan laporan yang berisi tentang kondisi yang terjadi selama periode tertentu. Pelaporan tersebut bisa berbentuk laporan mengenai kondisi keuangan maupun kondisi lingkungan di sekitar perusahaan tersebut. Untuk pengungkapan kondisi perusahaan dipastikan agar bisa memperlihatkan realitas yang sebenarnya mengenai apa yang terjadi.


Dalam hal kerangka untuk pengungkapan kondisi suatu perusahaan, dipastikan bahwa laporan tersebut harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini (Choi dan Meek, 2010:211) :

A. Pengungkapan harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada materi informasi :

1. Hasil keuangan dan usaha perusahaan.

2. Sasaran perusahaan.

3. Kepemilikan saham mayoritas dan hak voting.

4. Kebijakan pembayaran gaji bagi anggota direksi dan eksekutif utama dan informasi mengenai anggota direksi, termasuk kelayakan mereka, proses pemilihan, kepemimpinan di perusahaan lainnya, dan apakah mereka dianggap independen oleh direksi.

5. Transaksi dengan pihak terkait.

6. Faktor risiko terduga.

7. Isu-isu menyangkut pegawai dan pemegang saham lainnya.

8. Struktur dan kebijakan pemerintah, khususnya, isi dari hukum kebijakan perusahaan dan proses dimana hal ini diterapkan.

B. Informasi harus disiapkan dan diungkap sesuai dengan standar kualitas tinggi akuntansi dan keuangan dan pengungkapan non-finansial.

C. Audit tahunan harus dilaksanakan oleh pihak independen, kompeten, dan auditor bermutu dalam rangka untuk memberikan sebuah sasaran eksternal dan asuransi untuk direksi dan pemegang saham dimana laporan keuangan memperlihatkan kedudukan dan performa keuangan dengan wajar dari perusahaan dalam semua aspek.


Rangkaian kerangka pelaporan di atas dimaksudkan selain untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diharapkan agar bisa menjaga transparansi perusahaan karena di dalam kerangka tersebut terdapat kewajiban untuk melakukan audit secara berkala. Independensi juga bisa dipertahankan agar tujuan bersama suatu perusahaan yang tertuang dalam notulen RUPS bisa dijalankan sebagaimana mestinya tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak yang hanya mementingkan egoismenya semata.


Gaya manajemen pun bisa mempengaruhi bagaimana isi pengungkapan pelaporan suatu perusahaan. Suatu contoh yang terjadi pada General Electric (GE), pada awal dasawarsa 1970-an GE dipimpin oleh Reginald Jones pada posisi sebagai CEO. Jones adalah seseorang yang formal, bermartabat, serta memiliki tekad dan kemampuan yang kuat untuk mendelegasikan wewenang. Hasilnya yaitu di dalam pengungkapan GE terdapat suatu unit perencanaan strategi formal yang berbeda dari pengungkapan GE sebelumnya. Ketika Jones mengundurkan diri pada tahun 1980, dipilihlah Jack Welch untuk menggantikannya. Welch adalah seseorang yang lantang, tidak sabaran, bersifat informal, dan memiliki jiwa wiraswasta sehingga beberapa tindakan yang terbilang ekstrem telah ia lakukan seperti melakukan akuisisi besar-besaran dan peralihan dari usaha manufaktur ke bidang jasa. Walaupun terbilang ekstrem, tetapi bisa menempatkan GE ke dalam jalur pertumbuhan yang sangat solid. Saat itu, tingkat penjualan GE meningkat empat kali lipat dari $27 miliar pada tahun 1981 menjadi $101 miliar pada tahun 1998.


Dari pengungkapan tersebut bisa dipakai oleh beberapa kalangan seperti misal para akademisi untuk melakukan riset agar bisa memberikan masukan kepada perusahaan tersebut dan sebagai bahan acuan bagi perusahaan lain yang sedang mengembangkan usahanya.


Key : Masalah keputusan manajemen dan pengungkapan keputusan


Bahan Bacaan :

1. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. Management Control System. Buku 1 Edisi 11. 2005: Salemba Empat.

2. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.