Perkembangan ekonomi yang sangat pesat di China saat ini telah membuat beberapa negara tercengang dan sangat mengagumi. Hal itu membuat semua negara bertanya, bagaimana bisa negara China bisa mencetak angka yang sangat menakjubkan sehingga angka pertumbuhan ekonominya bisa berada dalam level dua digit. Negara tersebut juga sukses memakmurkan rakyatnya melalui program-program pemerintah yang bisa dikatakan sebagian besar telah memeratakan kesejahteraan rakyat walaupun masih ada sedikit dari wilayahnya yang belum terjamah euphoria ekonominya.
Bila dilihat dari sistem ekonomi yang dianut China, negara tersebut menganut sistem komunis yang merupakan salah satu dari lima zona akuntansi yang berpengaruh di dunia. Dasar dari sistem komunis yaitu pemerataan kesejahteraan bagi semua rakyatnya. Tetapi belum semua rakyat China bisa merasakan manisnya pembangunan di negara tersebut. Lain lagi dengan negara Amerika Serikat. Negara yang selalu meneriakkan slogan demokrasi dan ekonomi liberal atau kapitalisme tersebut tidak selalu menerapkan prinsip kapitalismenya secara membabi buta. Dalam hukum federal, sektor-sektor yang mempengaruhi kehidupan rakyat banyak harus dikuasai oleh negara, tidak boleh diambil oleh swasta. Meskipun ada, porsi yang diberikan oleh swasta hanya sedikit bila dibandingkan oleh porsi yang dimiliki oleh negara. Dan dalam beberapa hukum negara bagiannya, bagi warga yang belum mendapatkan pekerjaan akan diberikan jaminan sosial berupa tunjangan sampai warga tersebut mendapatkan pekerjaan.
Dalam bidang ekonomi syariah, negara Indonesia dan Malaysia sedang berlomba-lomba untuk menjadikan bidang tersebut menjadi salah satu pilar pembangunan negaranya. Dalam hal perkembangan sektor syariah, Indonesia masih kalah dari Malaysia. Tetapi berdasarkan penelitian dari Ascarya dan Diana Yumanita berjudul Comparing The Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia yang dimuat dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank Indonesia, dari ukuran teknis, skala, dan efisiensi secara keseluruhan, dunia syariah di Indonesia lebih efisien daripada Malaysia.
Berdasarkan berbagai perbandingan di atas, suatu negara pastilah memiliki ciri yang spesifik mengenai kegiatan ekonominya. Sistem dan tata kelola keuangan perusahaan yang dimiliki dan menjadi pakem suatu negara bisa mempengaruhi sistem makroekonomi negara tersebut. Sentuhan langsung kepada sistem tata kelola tersebut salah satunya berupa intervensi pihak eksekutif dalam regulasi bidang ekonomi yang dituangkan ke dalam kodifikasi hukum.
Bahan Bacaan :
1. Ascarya dan Diana Yumanita. Comparing The Efficiency of Islamic Banks in Malaysia and Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Perbankan Vol. 11 No. 2. 2008: Bank Indonesia
2. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat
Key : Pengaruh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan di suatu negara